Berita tentang LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) marak beberapa waktu lalu dengan isu menuntut legitimasi hak-hak kaum LGBT dengan alasan diskriminasi kaum minoritas.
Di masa mendatang, boleh jadi isu tentang LGBT akan kembali ke permukaan. Banyak yang menentang, tetapi sayangnya tidak sedikit juga yang mendukung.
Di masa mendatang, boleh jadi isu tentang LGBT akan kembali ke permukaan. Banyak yang menentang, tetapi sayangnya tidak sedikit juga yang mendukung.
Tentu sebagai manusia yang memiliki akal sehat dan mampu berpikir dengan logika, kita tahu bahwa penyimpangan ini adalah salah. Manusia akan punah jika penyimpangan ini didukung dan disahkan.
Umat Islam dilarang untuk mendukung kaum LGBT.
Apalagi karena alasan HAM, sangat tidak masuk akal, bagaimana mungkin meminta dukungan dengan alasan Hak Asasi Manusia di mana Hak Asasi manusia Yang paling mendasar adalah terus eksis terus ada hingga akhir dunia ini, sementara perbuatan LGBT mengantarkan eksistensi manusia pada pintu gerbang kepunahannya?
Atau terlebih merasa tidak enak karena seorang teman yang ternyata memiliki kecenderungan yang salah ini.
Umat Islam dilarang untuk mendukung kaum LGBT.
Apalagi karena alasan HAM, sangat tidak masuk akal, bagaimana mungkin meminta dukungan dengan alasan Hak Asasi Manusia di mana Hak Asasi manusia Yang paling mendasar adalah terus eksis terus ada hingga akhir dunia ini, sementara perbuatan LGBT mengantarkan eksistensi manusia pada pintu gerbang kepunahannya?
Atau terlebih merasa tidak enak karena seorang teman yang ternyata memiliki kecenderungan yang salah ini.
Segala sesuatu akan dipertanggungjawabkan di yaumul akhir nanti. Termasuk status-status di sosial media yang memberi dukungan pada kaum LGBT ini.
Jika kita tahu bahwa ini salah tak perlu merasa tidak enak, sebaiknya kita diam, dan menentang dalam hati, bukankah ini adalah selemah-lemahnya iman?
Jika kita tahu bahwa ini salah tak perlu merasa tidak enak, sebaiknya kita diam, dan menentang dalam hati, bukankah ini adalah selemah-lemahnya iman?
Sebagai umat Islam kita pasti tau tentang kisah nyata kaum Sodom, umat Nabi Luth a.s. yang tertulis dalam kitab suci Al Qur'an. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dalam kisah nyata kaum Nabi Luth ini.
Pertama, dalam Al Qur'an perbuatan kaum Nabi Luth disebut sebagai Faahisyah. Faahisyah sendiri bermakna Perbuatan Keji.
"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?” (QS:Al-A’raf | Ayat: 80).
Kaum Nabi Luth justru mengusir orang-orang yang menentang mereka. Mereka sebut yang mengingatkan mereka sebagai orang-orang “sok suci”.
Kedua, kaum Nabi Luth yang durhaka Allah beri mereka azab yang menghinakan. Negeri kaum Luth dihancurkan. Negeri itu dibalikkan, yang atas dijadikan ke bawah. Lantas kaum tersebut dihujani batu dari tanah yang panas dan dijatuhkan bertubi-tubi.
Ketiga, Al Qur'an juga mengisahkan tentang akhir orang-orang yang mendukung kaum Nabi Luth. Tentu kita tahu bahwa istri Nabi Luth tidak melakukan perbuatan yang dilakukan oleh kaum Sodom, namun istri Nabi Luth adalah pendukung mereka.
Dalam Al Qur'an disebut, istri Nabi Luth ikut diazab oleh Allah SWT. Para malaikat memberitahu Nabi Luth bahwa istrinya termasuk orang-orang yang menentangnya. Istrinya adalah seorang kafir seperti kaumnya, sehingga jika turun azab kepada mereka, maka ia pun akan menerimanya.
"Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): 'Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka.'" (QS. At-Tahrim: 10)
Dari kisah nyata kaum Nabi Luth as. kita bisa mengambil pelajaran bahwa tidak ada dukungan apapun untuk kaum LGBT. Islam tidak pernah mentolelir dukungan dalam bentuk apapun, kecuali dukungan untuk sembuh dengan terapi dan taubat.
Mari kita lebih berhati-hati dalam hidup yang singkat ini. :)