Minggu, 18 Mei 2014

Jalan-jalan Seru Ke Singapura

Perjalanan dimulai dari Jakarta ke Malaysia, kemudian ke Singapura. Yang belum baca kisah sebelumnya bisa baca Jalan-jalan seru ke Malaysia.
Melalui jalan darat dari Malaysia, naik Bis antar negara, gue dan mbak Ucie menuju negara berlambang Merlion tersebut. Perjalanan darat dengan Bis jangan dikira gak capek, wuiiiiiih, capeknyoooo. Apalagi gembolan gue dan mbak Ucie banyak banget. Ihihihii. Kami emang bukan koper, kami ini ransel, Backpacker meeeen. \m/ hahahaa.

Keluar dari imigrasi Malaysia terus masuk ke imigrasi Singapura, dengan gembolan belakang, kanan, dan kiri, memang bukan hal yang mudah. Hahhaa, gempor plus pegel. 

Sekitar jam 4 Shubuh kami sampai di Singapura. Pagiii Singapura. 
Semua orang yang satu Bis dengan kami sudah tahu tujuan masing-masing. Sementara gue dan mbak Ucie, masih klayar kluyur, celingak celinguk, diem sebentar di halte. Hihihii.



Selesai beli air mineral di Seven Eleven mbak Ucie bilang kalo di sekitar situ ada Masjid. Alhamdulillaaah. Dengan menyeret langkah gue coba tetep kuat berjalan meski ngantuk, capek, pegel, wuiiiih jadi satu. Tapi itu yang sekarang paling ngangenin dan jadi ceritaaa, never ending story. Hahahaa. 

Sampai di Masjid bernama Hajjah Fatimah Mosque, sholat Shubuh udah dimulai. Gue dan mbak Ucie menyusul, setelah itu, kami tidur plus istirahat di sana, sekalian charge Handphone. Hihihii.
Tapi yang namanya tidur seadanya tetep aja gue tidur, terus kebangun, tidur, kebangun, akhirnya gak tidur sama sekali. =))


Sekitar jam delapan pagi, petugas Masjid menyuruh kami untuk bangun, karena Masjidnya mau dibersihkan untuk dipakai shalat Jumat. Okeh, beberes.

Di pintu Masjid gue dan mbak Ucie ngobrol sama pengurus Masjid bapak-bapak tua, dan seorang pria umur di bawah 40. Kami nanya-nanya tentang penginapan, MRT, sampai ke SIM card. Tiba-tiba ada seorang anak muda yang tertarik ikut diobrolan kami, kami berkenalan sama anak muda ini, namanya Andy. :)

Andy yang antar gue dan mbak Ucie untuk cari penjual pulsa dan SIM card, tapi setelah muter-muter belum ada yang buka tokonya. Hueheheh, kepagian. :p
Dia antar gue dan mbak Ucie menuju MRT. Sebenarnya temen kakak gue di Singapura udah pesenin tempat buat gue dan mbak Ucie menginap, tapi belum bisa dihubungi karena Hp gue dan mbak Ucie matiii. hahaha, belom beli nomor Singapore. 

Dan Andy berbaik hati buat minjemin Handphonenya biar kami bisa menghubungi penginapan tersebut. Akhirnya kami batal menginap di penginapan yang udah dipesan sama temen kakak gue. Saat itu sedang peak season, tapi Andy meyakinkan kalau di Singapura itu banyak sekali penginapaan, dia kasih tau rute naik MRT menuju Mustafa Center. 

"Okay, remember, turn left, and then turn right, and follow the purple line." arahan Andy sambil gerak-gerakin badan ke kiri dan ke kanan agar gue dan mbak Ucie inget rutenya. Hahaha, lucu bangeet.

Setelah kartu Ez Link ditangan, dan Andy dengan detil udah kasih arahan, kami pun berpisah. Andy sebelumnya memberikan nomor Handphonenya dia ke gue dan mbak Ucie, kalau ada apa-apa hubungi dia aja, begitu pesannya.  

Sampailah di Mustafa Center, gue dan mbak Ucie mulai bergerilya mencari penginapan. Yang bertugas pertama mencari penginapan adalah gue, muter-muter keluar masuk penginapan yang ada dipinggir jalan sekitar Mustafa, dan hasilnya: Fully Booked! Woooww.

Gue nyerah, makan dulu sambil istirahat di tempat makan dekat situ. Mbak Ucie selanjutnya yang bergerak. Gue nunggu mbak Ucie lumayan lama, sampai gue berdoa biar mbak Ucie nemu penginapan, hehehe. Dan akhirnya mbak Ucie muncul membawa berita gembira. Uhuuuyy. :D

Siip banget, penginapan dan depannya ada penjual pulsa. Akhirnyaa bisa tidur sebentar. Jangan lama-lama, karena harus jalan lagi. hihihii.
Pertama, tujuan kami adalah Sentosa Island. Sebelum ke Sentosa, makan laksa Singapore dulu, beeeuh enaaak bangeeeeud. Kuahnya kental, cucok lah pokoknya.


Ke Sentosa Island, gak masuk ke Universal Studionya, cuma masuk ke The Maritime Experiential Museum, dapet tiket gratisan dari seorang teman yang baik hati. Hahaha.

Di dalam Museum tersebut banyak banget patung-patung bergaya pelaut, sampai pakaian daerah.







Capek muter-muter di The Maritime Experiential Museum, gue dan mbak Ucie meneruskan perjalanan ke Merlion Park. 



Selesai jalan-jalan, kembali ke penginapan dengan kaki dan badan yang cuapeekk, tukang urut mana tukang uruuut. =))

Keesokan harinya adalah jadwal beli oleh-oleh di Mustafa Center alias belanja belinjii, karena keasikan belanja sampai lupaa kalo lokasi penginapannya jauh dari Bandara Changi. :'((
Hampir aja check out juga telat, lebih semenit aja akan kena charge, hati-hati penginapan di Singapura itu strict bingiitts, gak boleh sampe telat check out pokoknyah.

Jalan ngebut menuju MRT, demi mengejar si pesawat, dan apa yang terjadi? Yak, kami pun harus muter-muter di Changi Airport demi menemukan si burung besi Air Asia, ternyata bandaranya beda, hiks.
Sampai tempat, eng ing eeeeng, iyaa betuul, ketinggalan pesawat deh. Huaaaa...

Karena udah lemes, yaudah melipir dulu di Pizza Hut, sekalian cari-cari alternatif buat kembali ke Indonesia tercintah. Searching semua maskapai yang tujuannya Singapura - Indonesia, tapi aduh sayang fully booked juga. 

Telepon keluarga di Jakarta buat minta bantuan, ada kesempatan kembali ke Bandung, tapi harus ke Malaysia dulu, tetep takut gak kekejar.
Lewat darat naik kapal laut pun sama saja, fully booked, ke Batam juga, penuuh.

Kami kembali ke bandara utama, mbak Ucie mulai meyisir satu persatu maskapai untuk mencari kesempatan apakah ada tiket untuk kembali ke Indonesia tercinta, sementara bagian gue menjaga troli yang berisi banyak sekali gembolan kami.

Lagi diem, pasrah, capek, utak-atik hape, tiba-tiba ada yang mendekati gue sambil nanya "Hello, is there anything I can do for you?", dilihat dari pakaian dan atributnya mbak-mbak chinesse ini adalah petugas bandara Changi. Sedetik kemudian gue pun curhat tentang ketinggalan pesawat, udah cari sana-sini, dan doi dengan ramahnya membantu gue untuk cari jadwal penerbangan dengan HT dan ipadnya ke semua maskapai penerbangan, demi Indonesia kawan. :')

Nunggu beberapa saat, akhirnya doi bilang "What about today at 8 pm?" Wuaaaahh, gue seneng bingiitt, ada seat kosong di Lion Air, dengan tujuan Jakarta pulaaa. 
Oke, mbak baik ini gak bisa booking langsung karena harus ada paspor gue dan mbak Ucie. Tunggu...... mbak Ucie mana? Dari tadi masih cari2 seat kosong dan belum keliatan, gue coba telpon ternyata.......pulsa saya abis. (._. ) Perfecto.

Gue tau, gue dan mbak Ucie memang harus buru2 karena bisa aja sampe ticketing Lion Air tiketnya udah kejual, mana untuk ke sana kudu naik MRT lagii. T_T
Di saat-saat genting seperti itu, akhirnya datanglah mbak Ucie, Alhamdulillah, dan gue langsung teriak manggil-manggil, sedetik kemudian, kami pun berlari dengan sisa tenaga. Fhiuuuhh~

Alhamdulillah tiketnya masih adaaa. Uwuwuwuu~
Akhirnya kami bisa duduk manis dalam pesawat yang membawa kami kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. :')
Indonesia, kami kembali...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar