Kamis, 22 Oktober 2015

Renungan tentang Pernikahan

Belum, gue belum married, tapi gue lagi memikirkan tentang kehidupan ber-rumah tangga. Suami dan istri. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara keduanya bila ingin menciptakan rumah tangga yang harmonis.

Beberapa hari lalu gue menghubungi seorang rekan kerja untuk koordinasi masalah perkerjaan, telpon diangkat, beberapa detik gue sempet dengar suara wanita (istrinya) yang sedang mendebat suami, kemudian sebelum menjawab telpon rekan gue ini sempat mendebat perkataan istrinya. Gue tanya soal kerjaan, dijawab dengan nada kesal oleh rekan ini. Oke, dia mungkin ada masalah dengan keluarganya.

Beberapa hari kemudian, ada ketidakberesan dengan pekerjaan yang dilakukan rekan kerja gue ini, bukan hal yang sederhana. Dan membuat gue berpikir.

Gue gak mau menyalahkan siapa-siapa, seorang suami dan istri harusnya bisa saling mendukung, saling mengerti, saling mendoakan, dan saling berpegangan erat dalam prinsip hidup yang baik.
Seorang istri harusnya bisa menerima dan bersyukur rejeki yang diberikan suami, bukan soal banyaknya, tetapi bagaimana cara suami mencari rejeki tersebut, baik atau tidak. Berkah atau tidak.

Seorang suami harusnya mampu mendidik seorang istri dengan lembut, dengan sabar, dengan ilmu agama yang baik, bukan malah terbawa dengan tabiat istri yang belum bisa bersyukur.
Gue jadi inget dengan satu kisah Hasan Al Bashri