Senin, 05 Maret 2018

Hidayah

"Hidayah Allah akan turun kalau Allah ridho dengan cara berdakwah kita."

"Maksudnya?" Aku bertanya dengan dahi berkerut.

"Nih ya. Misal ada seseorang yang berdakwah dengan cara selalu bilang 'kamu dosa' 'kamu akan ke neraka' ke target dakwahnya. Bisa jadi target dakwahnya ini merasa Islam itu sedikit-sedikit dosa, sebentar-sebentar neraka.
Ada yang pakai baju belum syar'i langsung dibilang dosa, ada yang melenceng langsung dibilang bakal masuk neraka."

"Ya kan memang niatnya buat mengingatkan dan kasih tau." Kataku gak mau kalah.

"Iya betul sih. Tapi biasanya yang aku perhatiin dari orang-orang yang diberi dakwah dengan cara seperti itu, mereka akan menjauh."
"Mereka gak akan nyaman dengan cara dakwah seperti ini. Kesannya seperti menghakimi."
"Ya kita tau, memang dosa, memang akan ada balasan masuk neraka. Tapi tetep aja manusia ada yang gak bisa didakwahi dengan cara seperti itu."

Lalu dia melanjutkan, "Kebayang gak misal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dulu berdakwah bukan dengan cara yang lembut, apa Islam akan sampai ke negeri ini?"
Aku cuma diam.

"Menurutku orang-orang yang sekarang memeluk agama Islam tapi terkesan phobia dengan agamanya sendiri, suka mengolok-olok agama sendiri mungkin dia korban dari salah cara berdakwah."
"Dulu waktu aku kecil yang diajarin ke aku tentang agama Islam itu bahwa anak yang gak baik pasti masuk neraka. Akan disiksa. Sampai aku merasa Allah itu sedikit-sedikit suka marah. Dulu kalau aku melakukan kesalahan aku langsung berdoa minta ampun agar Allah gak masukin aku ke neraka, biar aku gak disiksa." Aku nyengir.

"Serius." Katanya melihat aku tertawa.
"Aku beruntung gak menjadi orang yang phobia sama agamanya sendiri. Karena Alhamdulillah aku dapat didikan yang benar tentang agama Islam." Lanjutnya, aku masih mendengarkan.

"Suatu hari aku lihat video seorang ustadz masih muda, jamaahnya masyaaAllah banyak banget. Dan kamu tau kenapa banyak sekali yang suka dengan cara berdakwahnya hingga anak-anak muda yang jauh dari Islam tertarik mencari jalan menuju agamanya dan mengenal Tuhan-nya?" Dia bertanya sambil membenarkan kacamatanya. Aku menggeleng.

"Beliau mengenalkan bahwa Islam itu Rahmatan Lil 'alamiin. Beliau mengenalkan bahwa Allah itu Maha Pengampun, Maha Sayang.
Bahkan ketika seorang hamba mengucap istighfar, astaghfirullahaladziim, Allah akan tersenyum. Senyum ke hamba-Nya yang taubat. Selalu menunggu hamba-Nya curhat dan selalu memberi solusi."
"Dan itu kenapa Allah ridho menurunkan cahaya hidayah-Nya melalui ustadz ini. Banyak sekali yang mulai hijrah ke jalan-Nya."

Aku tercenung, dan mulai berpikir.