Selasa, 14 Juni 2016

Ada Apa Dengan Ramadhan?

Assalamu'alaikum. 😊
Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan teman-teman.

Saya tergelitik untuk menulis tentang Ramadhan yang seakan menjadi masalah, karena kata "Hargailah Orang Yang Berpuasa" yang diubah menjadi "Hargailah Orang Yang Tidak Berpuasa"

Gak ada masalah sebenarnya, toh seorang Muslim tidak gila hormat. 😊
Tanpa disuruh kami tentu akan menghargai mereka yang tidak sedang berpuasa karena memang tidak diwajibkan berpuasa karena berbeda keyakinan atau berhalangan untuk berpuasa.

Saya berpikir ulang ketika membaca tulisan mas Ippho Santosa. Ketika kita harus menghargai hari Raya Nyepi di Bali, bahkan Bandara rela menutup penerbangan demi menghormati hari Raya Nyepi.

Pun saat hari Raya Natal, semua orang memakai atribut Natal seperti topi Santa, bahkan penjaga-penjaga toko diwajibkan memakai atribut Natal.

Kemudian, saat Ramadhan, ada aturan yg mewajibkan tidak menjual makanan saat siang hari. Lalu apa yg terjadi? 😊
Hormatilah Orang Yang Tidak Berpuasa.
Ya, pertentangan seperti inilah yang terjadi.

Aneh? Menurut saya memang aneh.
Kenapa? Ada apa dengan Ramadhan?
Kenapa saat Ramadhan, hari Raya Umat Islam yang kami Agungkan hadir, kemudian banyak yang menentang untuk tidak menghargai bulan suci ini. Kenapa??

Semoga Allah ampuni ilmu kita yang terbatas, dan semoga kita tidak mudah mengikuti orang-orang yang hanya membebek.

Berikut saya copas tulisan mas Ippho Santosa. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita untuk mampu menghargai agama kita sendiri dan agama umat lain. 😊

"Pernah Nyepi di Bali? Keluarga saya pernah. Seperti yang kita tahu, saat Nyepi, hampir semua kegiatan ditiadakan. Contoh, selama Nyepi keluarga pasien di berbagai rumah sakit tidak boleh keluar RS dengan alasan apapun. Stok makanan pun harus disiapkan, mengingat warung di sekitar RS juga tutup.

Selama Nyepi, bandara tutup 1 hari dan ratusan penerbangan ditiadakan. Perbankan tutup sampai 3 hari. Anda mungkin menyebutnya aneh dan rugi. Tapi sebagian pengamat menyebutnya unik dan hemat. Di atas segalanya, itulah tradisi dan keyakinan mereka. Hargai. Akan indah jadinya.

Anda masih protes? Tunggu dulu. Apakah Anda penduduk Bali? Apakah pendapat Anda dianggap penting bagi warga bali? Jika tidak, baiknya Anda diam saja. Hargai. Konon pemilik sebuah toko seluler di Kuta Bali pernah menghina tradisi ini. Yah wajar saja kalau warga merasa geram. Lalu, sebagian mengamuk dan merusak toko itu.

Setiap hari Minggu, di sejumlah kota di Papua, salah satunya Jayawijaya, warga dilarang jualan. Apapun agama mereka. Itu artinya 52 hari dalam setahun. Kalau Ramadhan, cuma 29 atau 30 hari. Saya pribadi pernah berkunjung ke tiga kota di Papua dan saya melihat ini diatur melalui Perda. Anda mau protes? Tunggu dulu. Apakah Anda penduduk Papua? Apakah pendapat Anda penting bagi warga Papua? Jika tidak, baiknya Anda diam saja. Hargai.

Setuju atau tidak, inilah Perda. Selama Ramadhan, rumah makan di beberapa kota, termasuk Serang, diminta untuk tidak beroperasi siang-siang, cukup sore dan malam saja. Di berbagai kota di Sumatera juga begitu, dengan atau tanpa Perda. Anda protes? Tunggu dulu. Apakah Anda penduduk Serang? Apakah pendapat Anda penting bagi warga Serang? Jika tidak, yah diam saja. Hargai.

Di Texas, warga biasa boleh menyimpan senjata api di mobil dan di rumah. Sementara di negara bagian lainnya di AS, tidak boleh. Ini 'Perda' mereka.

Perda berasal dari aspirasi rakyat setempat. Artinya kebiasaan ini sudah berlangsung puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Perda walaupun usianya baru sekian tahun atau belasan tahun berusaha mengukuhkan aspirasi ini. Semoga kita bisa memahami dan berhenti menghakimi.

Boleh-boleh saja kita berempati dan berdonasi kepada si ibu-ibu itu. Apalagi setelah digiring dan didramatisir oleh media. Tapi pikirkan juga Perda yang telah ditetapkan di Serang. Coba bayangkan, Anda buka bengkel di Bali ketika Nyepi. Atau buka lapak ketika Hari Minggu di Kabupaten Jayawijaya. Ending-nya juga sama, Anda bakal diciduk.

Saya awalnya juga memprotes penggerebekan dan penertiban rumah makan di Serang itu. Kok disita? Warga Serang merespons, "Untung cuma disita. Kalau menurut Perda, yah denda puluhan juta. Dan Perda ini sudah berlangsung sejak 2010. Mestinya setiap warga sudah paham walaupun buta huruf." Fyi, kalau di Serang, mall juga mematuhi, bukan cuma pedagang kecil. Alhamdulillah, ada TK dan SD Khalifah di Serang, makanya sedikit-banyak saya tahu, hehehe.

Lantas bagaimana dengan mereka yang tidak berpuasa? Non-muslim, musafir, orang sakit, muslimah haid, hamil, dan menyusui. Tenang. Mereka telah mengantisipasi. Aman kok. Terbukti mereka tetap tinggal di sana selama bertahun-tahun. Nggak protes. Kok kita orang luar yang sok tahu dan mau menggurui?

Sebenarnya, dalam pemahaman Yahudi dan Kristen ada juga anjuran untuk menghormati tradisi puasa. Lihat Imamat 23: 29 dan ayat-ayat lainnya. Tentu saja ini tiada kaitan sama sekali dengan dinamika muslim sekarang. Yah sekedar komparasi saja.

Saya pribadi tak pernah menyuruh orang untuk menghargai puasa saya. Toh ini urusan saya dengan Tuhan saya. Tapi saat suatu kota memutuskan sebuah Perda terkait Ramadhan, tak ada salahnya saya dan kita semua turut mengapresiasi. Bagaimanapun itu Perda, itu aspirasi.

Ramadhan tahun lalu saya sempat menemani guru saya non muslim untuk sarapan. Bagi saya nggak masalah. Tak mungkin saya tergoda dengan sarapannya. Btw, ibu saya rutin puasa Senin-Kamis. Ketika saya makan siang, beliau sering menemani saya. Bagi beliau nggak masalah. Itulah 'Perda' di rumah kami. Anda protes? Hehe. Share ya."

Kamis, 02 Juni 2016

Kisah Mencari Jodoh Melalui Ta'aruf

Dapat kiriman video ini dari seorang teman. 😂
Pas ditonton sarat makna dan kocak banget. 😂😄
Bagi yang mau tau gimana proses ta'aruf, mangga diliat videonya yah.
Video yang mengandung pesan sebuah hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
"Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Belum sempurna iman kalian, hingga aku lebih dicintainya, dari ayah ibunya, dan anaknya, dan seluruh manusia." (Shahih Bukhari) 😊


Selamat Datang, Ramadhan :)

Kita kerap terlampau percaya diri. Percaya diri bahwa besok masih bisa membuka mata dan bernafas seperti biasa.

Kita kerap terlampau percaya diri. Bahwa kita akan menapaki bulan Ramadhan yang hanya tinggal hitungan hari.

Kita kerap terlampau percaya diri. Karena detik ini dalam keadaan sehat dan selamat. Hingga lupa, banyak yang perlu dibenahi.

Kita kerap lupa, ada banyak orang yang kita kenal, sehari sebelum menyambut bulan Ramadhan, Allah mengambil nyawanya.

Kita kerap lupa, nama-nama yang kita temui beberapa hari atau Minggu yang lalu, detik ini telah berganti status almarhum atau almarhumah.

Bila waktu itu masih ada, kita masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan bulan yang penuh cahaya, penuh ampunan, penuh pahala berlimpah ruah, maka semoga Allah tuntun hati kita agar tak menyiakan bulan Ramadhan yang penuh rahmat.

Teruslah berdoa, agar Allah beri hidayah, keistiqomahan dalam ibadah.

Teruslah berdoa, agar Allah ampuni dan meluruskan semua niat hanya karena-Nya.

Sebuah video, dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Marhaban Yaa Ramadhan. :)


Rabu, 01 Juni 2016

Sekilas Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Assalamu'alaikum. :)

Baru kemarin baca novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye.
Telat banget Emang. :))

Selesai baca novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, perasaan campur aduk. Rada gregetan. Hihihi. Ceritanya seperti apa? Ayoo dibeli dan dibaca novelnya. :p

Ada beberapa pelajaran yang didapat dari novel tersebut, salah satunya: Jangan terlalu kagum terhadap hamba-Nya. Manusia, tetaplah manusia, yang punya kelebihan sekaligus kekurangan. Satu paket. Gak bisa dipisahkan.

Yang suka kita lupakan saat kagum berlebih terhadap seseorang adalah, dia tak ada cacat, tak ada kurang, tak ada minus. Sempurna.

Apapun alasan yang membuat kagum, entah cerdas, tampan atau cantik, baik, dermawan, suka anak kecil, penolong, apapun. Sampaikan kekaguman kita pada penciptanya.

Biasanya saat kita tau bahwa orang yang kita kagumi memiliki satu kekurangan, kita akan kecewa, gak sederhana, tapi sangat kecewa. :)

Bahkan Nabi pun tak luput dari kesalahan. Apalagi cuma manusia biasa, meski dia selama ini sangat membantu, sangat baik.
Ah kekaguman yang bukan pada tempatnya dan berlebihan memang hanya akan menyakiti diri sendiri. Hihihi.

Semoga kita semua gak mengalami hal-hal baper seperti ini yah.

Ingat, jangan kagumi manusianya, tapi kagumi Pencipta-nya. ;)