Rabu, 21 Desember 2016

Berubah, sekali lagi.

Berubah itu sakit. Hari ini kembali diingatkan, benar ternyata berubah memang sakit.

Perubahan yang menuntut keadaan tak lagi sama seperti hari-hari biasanya. Butuh kelapangan hati untuk menghadapinya. Bahkan keikhlasan, dalam arti yang luas. 

Sepertinya perubahan memang bagian dari ujian. Aku tak menyadari berkali-kali pernah mengalami perubahan yang "memaksa" untuk naik kelas.

Hari ini, seorang teman mengirimkan di grup kata-kata yang pernah aku tujukan kepada teman yang sedang mengeluh tentang perubahan. 
Dan tanpa kusangka justru kini, akulah yang memerlukan kata-kata itu.



Berubah itu sakit. Mungkin butuh melapangkan hati agar tak merasakan sakitnya. Butuh lebih belajar lagi tentang ikhlas. Atau mungkin karena hati yang masih penuh dengan kecintaan dunia, dan ini waktunya untuk membuktikan cinta pada Rabb semesta alam.

Tapi perubahan ternyata akan tetap sakit, bila tak disertai dengan rasa syukur karena adanya perubahan itu sendiri.

Kamis, 13 Oktober 2016

Sakit

Gak tau kenapa hati gue sakit ngeliat berita-berita di Line yang menampilkan foto-foto kekayaan dan barang-barang mewah para artis dan milyuner yang selalu mereka unggah ke media sosial Instagram.

Memperlihatkan betapa mudahnya mereka membeli barang-barang mewah seharga jutaan hingga milyaran rupiah untuk satu barang.

Sementara gue baca di grup keluarga, adik gue, cowok, yang lagi dinas ke Sulawesi Selatan bilang kalau di kota Jeneponto di daerah pegunungan, di sana Masjid terbuat dari seng dan yang mau shalat Jumat di sana hanya 11 orang.

Tak ada listrik hanya mengandalkan tenaga surya. Kepala desa bilang, Indonesia memang sudah merdeka tetapi kenyataannya masih banyak yang susah dan miskin. Kalau Kepala Desa itu harus mencuri, dia mau curi uang pejabat!

Kepala desa bilang, bahwa Camat selalu kasih laporan palsu ke atasannya, kemiskinan hanya 1% di Jeneponto padahal itu semua bohong.

Di Jeneponto juga ada Madrasah Ibtidaiyah yang rusak karena rayap. Kepala sekolahnya bercerita telah meminta bantuan ke kepala daerah dan dinas cuma belum ada realisasinya. Padahal sudah 3 tahun.

Gak tau kenapa gue jadi sakit. Entah sakit karena gue gak punya harta melimpah kayak artis dan para pengusaha itu, hingga gue gak bisa bantu orang-orang yang sangat butuh bantuan seperti di Jeneponto.

Atau gue sakit karena melihat banyak orang-orang yang kurang peka dan kurang peduli dengan saudara setanah air. Hanya mementingkan gengsi dan eksistensi duniawi.

Atau sakit karena menyadari betapa besar lubang yang menganga antara si kaya dan si miskin.

Atau sakit karena tau ada yang sedang menikmati kemewahan, berlimpah uang dan kekayaan, sementara di sana banyak orang-orang yang sedang bertahan hidup dan berjuang sendiri...

Sabtu, 16 Juli 2016

CERPEN: Maaf Jika Aku Tak Mampu Menangis

Cuaca cerah, angin siang ini berhembus pelan. Menghilangkan udara panas. Aku usap air mata yang masih saja mengalir di sudut-sudut mataku. Sahabat-sahabatku mengelilingiku.

"Aku akan pergi jauh." kataku suatu hari padanya.

"Ke mana?" alismu terangkat.

"Ayah dipindah tugas. Aku dan keluarga harus ikut pindah dalam waktu yang lama."

"Masih di dunia?" kamu tertawa.

"Kamu gak sedih sama sekali?"

"Kan masih di dunia, selalu ada kemungkinan untuk bertemu kan? Apalagi teknologi sekarang sudah semakin canggih." katamu lagi.

Wajahku cemberut.

"Semua teman-temanku sedih mendengar berita perpisahan ini. Tapi kamu malah tertawa?" kini aku melihat dia tersenyum menahan tawa.

Dan sekarang saat semua temanku menangis dengan perpisahaan ini hanya dia yang tetap berdiri di sana sambil memerhatikan kami menangis dan berpelukan seolah tak ingin pisah.
Raut wajahnya datar. Sesekali dia melempar senyum ke arah kami.

Aku benar-benar kesal dengan tingkah lakunya. Mengapa dia seperti itu? Bahagiakah dia dengan perpisahan ini?
Ibuku menggamit lenganku. Aku berpisah dengan teman-temanku dan juga dengan dia di bandara ini.

Dia salah satu teman dekatku. Mungkin aku yang salah dan terlalu berharap. Kenyataannya bahkan dia tak merasa sedih dengan perpisahan ini, sama sekali.

Pesan WhatsApp tiba-tiba berbunyi. Pesan dari dia. Ku baca lamat-lamat.

"Aku bukan tidak bisa menangis.
Aku hanya tidak bisa bersedih dengan perpisahan selama masih ada di dunia.
Perpisahan sesungguhnya bagiku adalah  ketika salah satu di antara kita sudah tidak dapat berkomunikasi lagi. Tidak dapat bertatap muka lagi selamanya.
Aku bukan tidak punya rasa sedih.
Aku pernah merasa kehilangan lebih dari sekedar perpisahan ini.
Aku pernah kehilangan seseorang yang sangat aku sayangi.
Seseorang yang tak akan aku temui lagi di dunia ini.
Seseorang yang aku sendiri tak tau apakah masih akan bisa menemuinya di akhirat nanti?
Sejak itu sejauh apapun aku berpisah dengan orang-orang yang aku sayangi, selama masih di dunia di mana selalu ada kemungkinan untuk bertemu, maka aku tak mampu mengeluarkan air mata untuk hal ini.
Maaf jika aku tak mampu bersedih. ☺"

Air mataku kembali mengalir. Kali ini semakin deras.

Selasa, 14 Juni 2016

Ada Apa Dengan Ramadhan?

Assalamu'alaikum. 😊
Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan teman-teman.

Saya tergelitik untuk menulis tentang Ramadhan yang seakan menjadi masalah, karena kata "Hargailah Orang Yang Berpuasa" yang diubah menjadi "Hargailah Orang Yang Tidak Berpuasa"

Gak ada masalah sebenarnya, toh seorang Muslim tidak gila hormat. 😊
Tanpa disuruh kami tentu akan menghargai mereka yang tidak sedang berpuasa karena memang tidak diwajibkan berpuasa karena berbeda keyakinan atau berhalangan untuk berpuasa.

Saya berpikir ulang ketika membaca tulisan mas Ippho Santosa. Ketika kita harus menghargai hari Raya Nyepi di Bali, bahkan Bandara rela menutup penerbangan demi menghormati hari Raya Nyepi.

Pun saat hari Raya Natal, semua orang memakai atribut Natal seperti topi Santa, bahkan penjaga-penjaga toko diwajibkan memakai atribut Natal.

Kemudian, saat Ramadhan, ada aturan yg mewajibkan tidak menjual makanan saat siang hari. Lalu apa yg terjadi? 😊
Hormatilah Orang Yang Tidak Berpuasa.
Ya, pertentangan seperti inilah yang terjadi.

Aneh? Menurut saya memang aneh.
Kenapa? Ada apa dengan Ramadhan?
Kenapa saat Ramadhan, hari Raya Umat Islam yang kami Agungkan hadir, kemudian banyak yang menentang untuk tidak menghargai bulan suci ini. Kenapa??

Semoga Allah ampuni ilmu kita yang terbatas, dan semoga kita tidak mudah mengikuti orang-orang yang hanya membebek.

Berikut saya copas tulisan mas Ippho Santosa. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita untuk mampu menghargai agama kita sendiri dan agama umat lain. 😊

"Pernah Nyepi di Bali? Keluarga saya pernah. Seperti yang kita tahu, saat Nyepi, hampir semua kegiatan ditiadakan. Contoh, selama Nyepi keluarga pasien di berbagai rumah sakit tidak boleh keluar RS dengan alasan apapun. Stok makanan pun harus disiapkan, mengingat warung di sekitar RS juga tutup.

Selama Nyepi, bandara tutup 1 hari dan ratusan penerbangan ditiadakan. Perbankan tutup sampai 3 hari. Anda mungkin menyebutnya aneh dan rugi. Tapi sebagian pengamat menyebutnya unik dan hemat. Di atas segalanya, itulah tradisi dan keyakinan mereka. Hargai. Akan indah jadinya.

Anda masih protes? Tunggu dulu. Apakah Anda penduduk Bali? Apakah pendapat Anda dianggap penting bagi warga bali? Jika tidak, baiknya Anda diam saja. Hargai. Konon pemilik sebuah toko seluler di Kuta Bali pernah menghina tradisi ini. Yah wajar saja kalau warga merasa geram. Lalu, sebagian mengamuk dan merusak toko itu.

Setiap hari Minggu, di sejumlah kota di Papua, salah satunya Jayawijaya, warga dilarang jualan. Apapun agama mereka. Itu artinya 52 hari dalam setahun. Kalau Ramadhan, cuma 29 atau 30 hari. Saya pribadi pernah berkunjung ke tiga kota di Papua dan saya melihat ini diatur melalui Perda. Anda mau protes? Tunggu dulu. Apakah Anda penduduk Papua? Apakah pendapat Anda penting bagi warga Papua? Jika tidak, baiknya Anda diam saja. Hargai.

Setuju atau tidak, inilah Perda. Selama Ramadhan, rumah makan di beberapa kota, termasuk Serang, diminta untuk tidak beroperasi siang-siang, cukup sore dan malam saja. Di berbagai kota di Sumatera juga begitu, dengan atau tanpa Perda. Anda protes? Tunggu dulu. Apakah Anda penduduk Serang? Apakah pendapat Anda penting bagi warga Serang? Jika tidak, yah diam saja. Hargai.

Di Texas, warga biasa boleh menyimpan senjata api di mobil dan di rumah. Sementara di negara bagian lainnya di AS, tidak boleh. Ini 'Perda' mereka.

Perda berasal dari aspirasi rakyat setempat. Artinya kebiasaan ini sudah berlangsung puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Perda walaupun usianya baru sekian tahun atau belasan tahun berusaha mengukuhkan aspirasi ini. Semoga kita bisa memahami dan berhenti menghakimi.

Boleh-boleh saja kita berempati dan berdonasi kepada si ibu-ibu itu. Apalagi setelah digiring dan didramatisir oleh media. Tapi pikirkan juga Perda yang telah ditetapkan di Serang. Coba bayangkan, Anda buka bengkel di Bali ketika Nyepi. Atau buka lapak ketika Hari Minggu di Kabupaten Jayawijaya. Ending-nya juga sama, Anda bakal diciduk.

Saya awalnya juga memprotes penggerebekan dan penertiban rumah makan di Serang itu. Kok disita? Warga Serang merespons, "Untung cuma disita. Kalau menurut Perda, yah denda puluhan juta. Dan Perda ini sudah berlangsung sejak 2010. Mestinya setiap warga sudah paham walaupun buta huruf." Fyi, kalau di Serang, mall juga mematuhi, bukan cuma pedagang kecil. Alhamdulillah, ada TK dan SD Khalifah di Serang, makanya sedikit-banyak saya tahu, hehehe.

Lantas bagaimana dengan mereka yang tidak berpuasa? Non-muslim, musafir, orang sakit, muslimah haid, hamil, dan menyusui. Tenang. Mereka telah mengantisipasi. Aman kok. Terbukti mereka tetap tinggal di sana selama bertahun-tahun. Nggak protes. Kok kita orang luar yang sok tahu dan mau menggurui?

Sebenarnya, dalam pemahaman Yahudi dan Kristen ada juga anjuran untuk menghormati tradisi puasa. Lihat Imamat 23: 29 dan ayat-ayat lainnya. Tentu saja ini tiada kaitan sama sekali dengan dinamika muslim sekarang. Yah sekedar komparasi saja.

Saya pribadi tak pernah menyuruh orang untuk menghargai puasa saya. Toh ini urusan saya dengan Tuhan saya. Tapi saat suatu kota memutuskan sebuah Perda terkait Ramadhan, tak ada salahnya saya dan kita semua turut mengapresiasi. Bagaimanapun itu Perda, itu aspirasi.

Ramadhan tahun lalu saya sempat menemani guru saya non muslim untuk sarapan. Bagi saya nggak masalah. Tak mungkin saya tergoda dengan sarapannya. Btw, ibu saya rutin puasa Senin-Kamis. Ketika saya makan siang, beliau sering menemani saya. Bagi beliau nggak masalah. Itulah 'Perda' di rumah kami. Anda protes? Hehe. Share ya."

Kamis, 02 Juni 2016

Kisah Mencari Jodoh Melalui Ta'aruf

Dapat kiriman video ini dari seorang teman. 😂
Pas ditonton sarat makna dan kocak banget. 😂😄
Bagi yang mau tau gimana proses ta'aruf, mangga diliat videonya yah.
Video yang mengandung pesan sebuah hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
"Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Belum sempurna iman kalian, hingga aku lebih dicintainya, dari ayah ibunya, dan anaknya, dan seluruh manusia." (Shahih Bukhari) 😊


Selamat Datang, Ramadhan :)

Kita kerap terlampau percaya diri. Percaya diri bahwa besok masih bisa membuka mata dan bernafas seperti biasa.

Kita kerap terlampau percaya diri. Bahwa kita akan menapaki bulan Ramadhan yang hanya tinggal hitungan hari.

Kita kerap terlampau percaya diri. Karena detik ini dalam keadaan sehat dan selamat. Hingga lupa, banyak yang perlu dibenahi.

Kita kerap lupa, ada banyak orang yang kita kenal, sehari sebelum menyambut bulan Ramadhan, Allah mengambil nyawanya.

Kita kerap lupa, nama-nama yang kita temui beberapa hari atau Minggu yang lalu, detik ini telah berganti status almarhum atau almarhumah.

Bila waktu itu masih ada, kita masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan bulan yang penuh cahaya, penuh ampunan, penuh pahala berlimpah ruah, maka semoga Allah tuntun hati kita agar tak menyiakan bulan Ramadhan yang penuh rahmat.

Teruslah berdoa, agar Allah beri hidayah, keistiqomahan dalam ibadah.

Teruslah berdoa, agar Allah ampuni dan meluruskan semua niat hanya karena-Nya.

Sebuah video, dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Marhaban Yaa Ramadhan. :)


Rabu, 01 Juni 2016

Sekilas Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Assalamu'alaikum. :)

Baru kemarin baca novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye.
Telat banget Emang. :))

Selesai baca novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, perasaan campur aduk. Rada gregetan. Hihihi. Ceritanya seperti apa? Ayoo dibeli dan dibaca novelnya. :p

Ada beberapa pelajaran yang didapat dari novel tersebut, salah satunya: Jangan terlalu kagum terhadap hamba-Nya. Manusia, tetaplah manusia, yang punya kelebihan sekaligus kekurangan. Satu paket. Gak bisa dipisahkan.

Yang suka kita lupakan saat kagum berlebih terhadap seseorang adalah, dia tak ada cacat, tak ada kurang, tak ada minus. Sempurna.

Apapun alasan yang membuat kagum, entah cerdas, tampan atau cantik, baik, dermawan, suka anak kecil, penolong, apapun. Sampaikan kekaguman kita pada penciptanya.

Biasanya saat kita tau bahwa orang yang kita kagumi memiliki satu kekurangan, kita akan kecewa, gak sederhana, tapi sangat kecewa. :)

Bahkan Nabi pun tak luput dari kesalahan. Apalagi cuma manusia biasa, meski dia selama ini sangat membantu, sangat baik.
Ah kekaguman yang bukan pada tempatnya dan berlebihan memang hanya akan menyakiti diri sendiri. Hihihi.

Semoga kita semua gak mengalami hal-hal baper seperti ini yah.

Ingat, jangan kagumi manusianya, tapi kagumi Pencipta-nya. ;)


Minggu, 10 April 2016

LGBT, Belajar dari Kisah Istri Nabi Luth AS.

Berita tentang LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) marak beberapa waktu lalu dengan isu menuntut legitimasi hak-hak kaum LGBT dengan alasan diskriminasi kaum minoritas.

Di masa mendatang, boleh jadi isu tentang LGBT akan kembali ke permukaan. Banyak yang menentang, tetapi sayangnya tidak sedikit juga yang mendukung.

Tentu sebagai manusia yang memiliki akal sehat dan mampu berpikir dengan logika, kita tahu bahwa penyimpangan ini adalah salah. Manusia akan punah jika penyimpangan ini didukung dan disahkan.

Umat Islam dilarang untuk mendukung kaum LGBT.
Apalagi karena alasan HAM, sangat tidak masuk akal, bagaimana mungkin meminta dukungan dengan alasan Hak Asasi Manusia di mana Hak Asasi manusia Yang paling mendasar adalah terus eksis terus ada hingga akhir dunia ini, sementara perbuatan LGBT mengantarkan eksistensi manusia pada pintu gerbang kepunahannya?
Atau terlebih merasa tidak enak karena seorang teman yang ternyata memiliki kecenderungan yang salah ini.

Segala sesuatu akan dipertanggungjawabkan di yaumul akhir nanti. Termasuk status-status di sosial media yang memberi dukungan pada kaum LGBT ini.

Jika kita tahu bahwa ini salah tak perlu merasa tidak enak, sebaiknya kita diam, dan menentang dalam hati, bukankah ini adalah selemah-lemahnya iman?

Sebagai umat Islam kita pasti tau tentang kisah nyata kaum Sodom, umat Nabi Luth a.s. yang tertulis dalam kitab suci Al Qur'an. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dalam kisah nyata kaum Nabi Luth ini.

Pertama, dalam Al Qur'an perbuatan kaum Nabi Luth disebut sebagai Faahisyah. Faahisyah sendiri bermakna Perbuatan Keji.
"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?” (QS:Al-A’raf | Ayat: 80).
Kaum Nabi Luth justru mengusir orang-orang yang menentang mereka. Mereka sebut yang mengingatkan mereka sebagai orang-orang “sok suci”.

Kedua, kaum Nabi Luth yang durhaka Allah beri mereka azab yang menghinakan. Negeri kaum Luth dihancurkan. Negeri itu dibalikkan, yang atas dijadikan ke bawah. Lantas kaum tersebut dihujani batu dari tanah yang panas dan dijatuhkan bertubi-tubi.

Ketiga, Al Qur'an juga mengisahkan tentang akhir orang-orang yang mendukung kaum Nabi Luth. Tentu kita tahu bahwa istri Nabi Luth tidak melakukan perbuatan yang dilakukan oleh kaum Sodom, namun istri Nabi Luth adalah pendukung mereka.

Dalam Al Qur'an disebut, istri Nabi Luth ikut diazab oleh Allah SWT. Para malaikat memberitahu Nabi Luth bahwa istrinya termasuk orang-orang yang menentangnya. Istrinya adalah seorang kafir seperti kaumnya, sehingga jika turun azab kepada mereka, maka ia pun akan menerimanya.

"Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): 'Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka.'" (QS. At-Tahrim: 10)

Dari kisah nyata kaum Nabi Luth as. kita bisa mengambil pelajaran bahwa tidak ada dukungan apapun untuk kaum LGBT. Islam tidak pernah mentolelir dukungan dalam bentuk apapun, kecuali dukungan untuk sembuh dengan terapi dan taubat.

Mari kita lebih berhati-hati dalam hidup yang singkat ini. :)

Baik, belum tentu tepat. :)

Ada hadits yang menyatakan bila menjodohkan laki-laki lajang dan perempuan lajang, maka ia akan dibangunkan sebuah masjid di surga, entah hadits ini shahih atau dhaif.

Namun yang pasti bila kita ingin melihat perjodohan yang ideal, ada di jaman Rasulullah SAW. Dan ada di para murobbi yang tidak mementingkan dirinya sendiri.

Jaman sekarang, ada orang yang semangat menjodohkan dikarenakan iming-iming sebuah masjid di surga kelak, karena hal ini mereka jadi mementingkan dirinya sendiri.

Hari ini, saya bertemu dengan seorang teman lama yang sudah dua tahun lebih tak pernah bertatap muka. Obrolan dimulai dengan update seputar kesibukan masing-masing, dan berujung pada obrolan klasik para single.

Temanku bercerita bahwa dia trauma dengan ta'aruf karena selain belum memahami lebih dalam ilmu tentang ta'aruf, orang yang menjodohkan pun kurang detail saat memberitahu tentang calon yang akan dijodohkan.

Ta'aruf melenceng dari makna yang sebenernya, Mak comblang hanya bilang bahwa calon yang sedang dikenalkan adalah orang baik.

Akhirnya yang ada bukan ta'aruf dalam makna yang sesungguhnya, si calon berusaha mendekat dan selalu ingin bertemu dengan teman saya, sementara teman saya merasa kurang cocok dengan calonnya ini, dia memilih mundur, bukannya menerima dengan lapang, sang calon malah menghina teman saya dan keluarganya. Ini penyebab temanku trauma dengan ta'aruf.

Saya pernah membaca dalam sebuah tulisan: "Orang baik itu banyak, tetapi hanya satu orang yang tepat."

Keengganan temanku dengan calonnya, bisa jadi adalah jawaban dari Allah SWT, bahwa bukan dia orang yang tepat. Dan terjawab dengan sikap si calon saat temanku mundur dari proses ta'aruf ini.

Salah kaprah bukan hanya terjadi pada proses ta'aruf, tapi juga pada Mak comblang yang hanya fokus pada dirinya sendiri, fokus karena iming-iming imbalan sebuah masjid di surga nanti.

Jaman Rasulullah SAW, masyarakat saling mengenal satu sama lain. Umat Islam satu, dan tentu gak ada aliran Islam A, B, dan C.
Ta'aruf jaman Rasulullah SAW, seorang anak patuh pada orang tuanya saat dijodohkan, dan seorang mukmin patuh pada Rasul-nya saat dijodohkan. Karena mereka percaya dengan pilihan Rasul dan orang tuanya.

Di jaman sekarang sebaiknya Mak comblang kembali pada kepentingan orang-orang yang sedang dijodohkan. Ada baiknya mereka tahu siapa orang yang meminta dicarikan jodoh, dan siapa orang yang akan dijodohkan. Mengetahui dengan detil siapa orang-orang yang akan dijodohkan tentu akan diganjar pahala yang baik oleh Allah SWT.
Karena ini artinya membantu kebaikan rumah tangga mereka kelak.

Jika fokus hanya karena iming-iming sebuah masjid di surga, bagaimana watak dan latar belakang serta visi orang yang meminta dicarikan jodoh, dia tak akan peduli, dan akan memaksa saat menjodohkan. Ini juga akan menjadi dosa jika kelak rumah tangga yang dijodohkan tidak bahagia.

Sekali lagi, baik saja tidak cukup. Karena orang baik tentu banyak, tetapi hanya satu yang tepat. :)

Yuk, menjodohkan karena Allah, bukan karena iming-iming sebuah masjid yang belum tentu memiliki riwayat hadits shahih. :)

Senin, 07 Maret 2016

Pertanyaan Yang Bisa Diajukan Saat Proses Ta'aruf

Assalamu'alaikuum.
Yang mau dan sedang ta'aruf manaa suaranyaaa? Hihihi.
Mau kasih kisi-kisi pertanyaan yang bisa ditanyakan saat proses ta'aruf, semoga bermanfaat yaah.

Dan semoga Allah lancarkan prosesnya bagi yang sedang dan akan menjalani proses ta'aruf. Allah beri yang terbaik dunia dan akhirat. Aamiin Allahumma aamiin.
Yaudah yuk marii langsung check it out kisi-kisi pertanyaan ta'aruf di bawah ini:
:)
-------------------------
6 Hal yg perlu Ditanyakan ke Calon Pasangan Hidup
Ini dia beberapa kategori yang perlu kita tanyakan:

1. Ibadah
Nggak usah ragu-ragu bertanya tentang ibadahnya Sob, namanya juga lagi kenalan untuk jadi pasangan hidup. Hijab tertutup rapat atau jenggot tebal belum jaminan ibadahnya bagus loh. Langsung korek aja melalui jawabannya.
Misalnya nanya begini: maaf yah, aku perlu tahu beberapa hal tentang ibadah harian kamu, amalan unggulan kamu apa sih? Berapa kali dalam hidup kamu shalat shubuh kesiangan? Dalam minggu ini, berapa kali shalat malam? Berapa juz dalam sehari biasanya kamu baca quran? Sudah hafal berapa juz kah? Rutin ngaji pekanan? Dalam sehari, shalat jamaah di masjid berapa kali?
Kalau perlu, coba tes bacaan qurannya. Sudah pas belum tahsinnya, tajwidnya, penghayatannya terhadap ayat tersebut gimana.
Yah, apalagi buat cewek, penting punya imam shalat yang pemahaman agama dan praktek ibadahnya bagus.
Buat cowok, tentu saja penting mengetahui amalan ibadah calon ibu dari anak-anakmu kelak.

2. Akhlak atau karakter
Ini agak susah mengetesnya, karena akhlak atau karakter itu baru bisa terlihat ketika responnya refleks alias nggak pake mikir. Jadi nggak dimanipulasi.
Nah, karakter ini perlu diketahui untuk mempertimbangkan apakah kepribadian kalian cocok atau nggak. Karena sebagus apapun ibadahnya, kalau secara karakter nggak ada chemistry yang bikin kamu merasa nyambung dan enak komunikasi sama dia, Nida nggak nyaranin lanjut prosesnya Sob.
Karakter juga berhubungan sama akhlak, gimana akhlak dia ke keluarga, ke tetangga, ke orang terdekatnya. Apakah dia orang yang ringan tangan membantu, atau cuek bebek melihat kesusahan orang lain?
Pasalnya, orang yang ibadahnya getol, belum tentu juga akhlaknya bagus. Ada toh orang yang pandai baca Quran tapi juga jago ngomongin orang, atau perkataannya menyakitkan hati tetangganya?!
Jadi, kita bisa saja bertanya begini: Menurutmu, kamu orang yang seperti apa? (misal: introvert atau ekstrovert?) Apa kata orang sekitar tentang diri kamu? Apa hobi kamu? Apa kebiasaan buruk kamu? Bagaimana kedekatanmu dengan keluarga? Dan sejenisnya yah Sob, coba di-list aja lagi.

3. Finansial
Ibadah oke, karakter cucok, tapi kalau secara finansial dia bukan pribadi yang mandiri (khususnya cowok), kayaknya malesin banget deh.
Apa-apa masih menadah tangan ke orangtua, atau... Punya utang bejibun yang dipakai untuk keperluan konsumtif, kayaknya musti ati-ati sama yang begini.
Kita bisa coba menanyakan: Gaji saat ini? Kira-kira kalau sudah berumahtangga nanti bagaimana kamu akan mengelola gaji? Berapa nafkah yang diberi untuk istri? Berapa yang kamu beri untuk orangtua dan adik? Apakah kamu punya utang? Apakah punya kartu kredit (musti diwaspadai kalau punya)? Bolehkah istri bekerja kantoran?
Jangan salah Sob, ada yang gajinya puluhan juta, rumah megah, mobil banyak, tapi tiap hari istri cuma dibekalin 50 ribu perak. Walhasil, kayak burung dalam sangkat emas gitu deh.
Ada juga yang ternyata untuk mengadakan pesta walimah didapat dari uang utang ke mana-mana, jadilah sedih sang istri karena sehabis nikah justru harus bantu suaminya bayar utang pesta. Aiih...
Dan asal tahu aja, masalah finansial merupakan masalah terbesar dalam konflik rumah tangga yang banyak ditemui. Jadi jangan anggap remeh yaa.

4. Visi pernikahan
Ini penting banget, tanyakan setelah menikah apa yang kamu harapkan terjadi dalam rumah tanggamu? Apakah dia punya visi besar ke depan, atau sekadar mengalir bagaikan air.
Kamu bisa bertanya tentang rencana pendidikan, apakah dia mau menempuh S2 atau S3. Bisa juga tanyakan baginya rumah tangga yang berprestasi dan berhasil itu yang seperti apa?

5. Kesehatan
Nggak kalah pentingnya nih Sob. Tanyakan riwayat kesehatannya, adakah penyakit berbahaya yang pernah diderita, pernahkah dirawat di RS, dllsb.

6. Keluarga
Cari tahu juga mengenai keluarganya, bagaimana karakter orangtuanya, karakter kakak dan adiknya, dia paling dekat dengan siapa, dllsb.
Ini cuma beberapa saran pertanyaan yang perlu dilontarkan Sob, hasil pengalaman Nida dan Sobat Nida lainnya tentu. Berharap beberapa clue ini bisa bantu Sobat Nida untuk mendapatkan pasangan hidup yang paling tepat dan terbaik duni akhirat. Aamiin.
Sumber dari sini http://annida-online.com/6-hal-yang-perlu-ditanyakan-ke-calon-pasangan-hidup.html

Minggu, 17 Januari 2016

CERPEN: Sejuta Warna Untuk Dia.

Pssstt. Jangan berisik, aku sedang diam-diam menatapnya. Dia, seseorang yang sedang membaca buku di bangku pojok cafe ini. Kamu lihat kan?
Hati-hati jatuh hati padanya. Dia begitu sederhana dengan kain penutup kepala dan pakaian panjang menutup sampai mata kaki, pakaian sehari-harinya selama aku kenal dirinya di kota ini. Aku dengar mereka menyebut penutup kepalanya dengan jilbab. Memang tak ada yang istimewa dengannya, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang... Mmm...entah apa, yang membuatku....jatuh hati. Hahaha.

Sebentar, kamu sudah mengenal dia? Kalau belum biar kuperkenalkan. Dia bernama Dia. Hahaha, kenapa wajahmu bingung? Dia memang namanya. Aku tidak harus merahasiakan namanya di depan siapapun saat menceritakannya. Karena dia memang Dia.

Perempuan sederhana yang aku kenal dengan warna jilbab yang selalu sama setiap hari, entah mengapa. Selalu satu warna: Hitam. Aku kira mungkin hitam adalah warna favoritnya.

Apa kamu bilang, mengapa tak aku tanyakan langsung padanya? Ah, jangan bergurau. Aku tak mampu berbicara saat di depannya, lidahku kelu saat bertatap dengan Dia.

Wajahnya teduh dan selalu tersenyum saat melewatiku, ramah sekali kan?
Hari ini Dia kembali ke sini, Dia selalu duduk di bagian pojok ruang cafe ini, sendiri saja. Aku sudah lebih dulu berada di sini, di tempat yang strategis untuk melihatnya. Sudahlah kawan, kamu tak perlu iri padaku.

Sebenarnya aku ingin menemaninya, tapi....kau tahulah, harus cukup nyali untuk mendekati perempuan seanggun dirinya. Aku cukup menatapnya dari jauh, tanpa harus berkata-kata.

Dia terlihat larut dalam bacaannya. Buku bacaan yang selalu dia baca. Kamu benar itu adalah buku favoritnya, kitab sucinya. Aaah, aku benar-benar menikmati saat Dia membacanya meski suaranya tak terdengar. Aku menyandarkan kepala, meregangkan kaki, dan menatap Dia dari ujung sini. Nyaman sekali rasanya.

Kamu tau, ingin rasanya aku menghadirkan sejuta warna untuk Dia selain warna hitam yang selalu dikenakannya. Agar Dia tau bahwa dunia ini akan lebih indah dengan berjuta warna seperti indahnya langit biru dengan hadirnya pelangi.

Sebentar, aku mendengar keributan di luar. Banyak orang berteriak panik, ada suara seseorang yang meminta mereka diam disusul suara letusan peluru yang dilemparkan ke udara.

Ada apa ini? Aku melihat Dia berdiri dan keluar untuk melihat keadaan. Hei Dia hati-hati. Aku mencari pintu keluar dan segera menyusul di samping Dia.

Entah dari mana datangnya, dua orang bersenjata memakai jaket hitam memaksa masuk ke dalam cafe sambil meneriakkan "Allahuakbar!" Dia dan semua pengunjung berlari ke dalam.

"Diam! Jangan bergerak!" "Dor!!" Suara letusan tembakan ke atap.

"Teroris!!" Beberapa pengunjung berteriak ketakutan.

"Diam!" "Dorr!!" Lagi tembakan senjata ke langit-langit.

Semua pengunjung dan karyawan cafe panik, security tak terlihat.

"Pergi kau ke neraka teroris!!" Seorang nenek mengacungkan pisau steak yang sedang digunakannya. Salah seorang pria berjaket mengarahkan senjatanya ke arah nenek tadi. Seorang perempuan berjilbab hitam bergerak cepat ke depan, melindungi nenek tadi. Itu Dia! Berdiri tepat di depan salah seorang pria bersenjata.

"Islam tidak pernah mengajarkan membunuh manusia tidak bersalah!" Dia berkata tanpa rasa takut.

"Meneror. Membuat manusia lain merasa tidak aman bukanlah ajaran Nabi Muhammad!"

"Jangan pernah menjual agama Islam hanya karena dunia!" Lanjut Dia.

Sekarang senjata diarahkan ke Dia. Pelatuk mulai ditarik perlahan. Tidak! Aku harus melindungi Dia. Secepat kilat aku menyerang tangan pria tersebut, membuatnya kehilangan keseimbangan. Senjata tidak lagi terarah ke Dia. Pria itu melemparku hingga jatuh beberapa meter ke lantai.
Pria lainnya mengarahkan senjata ke Dia, tak akan aku biarkan. Sekuat tenaga aku bangun dan berlari menyerang wajahnya, pria ini menjerit kesakitan, aku pastikan mata pria ini terluka. Pria lainnya membantu dan melemparku dengan lebih keras. Tubuhku terbanting tepat mengenai tembok, sakit sekali. Mungkin beberapa tulang rusukku patah.
Tapi aku tak boleh menyerah. Dengan sisa tenaga aku menyerang kembali ke arah wajah pria lainnya. Dia, lari!!

Aku tetap bertahan menyerang wajahnya meski pria ini berkali-kali berontak. Aku butuh matanya, tanpa mata pria ini tak akan bisa mengarahkan senjatanya ke arah Dia. Temannya yang lain, dengan luka di wajah karena seranganku, melempar tubuhku ke sudut tembok. Kepalaku pusing, aku berusaha membuka mata dan mencari Dia, Dia tak ada. Aku harap Dia dan nenek tadi sudah berhasil keluar. Napasku turun naik, aku tak bisa lagi bangkit. Samar-samar mataku menangkap senjata yang diarahkan kepadaku, sedetik kemudian peluru terlempar dan merobek dadaku. Darah segar mengucur deras. Aku tak sanggup lagi. Allah, lindungi Dia.

Pandanganku gelap, tapi sebelum menutup mata aku mendengar makian kesal dua pria bersenjata itu kepadaku.

"Kucing sialan!!"