Kamis, 13 Oktober 2016

Sakit

Gak tau kenapa hati gue sakit ngeliat berita-berita di Line yang menampilkan foto-foto kekayaan dan barang-barang mewah para artis dan milyuner yang selalu mereka unggah ke media sosial Instagram.

Memperlihatkan betapa mudahnya mereka membeli barang-barang mewah seharga jutaan hingga milyaran rupiah untuk satu barang.

Sementara gue baca di grup keluarga, adik gue, cowok, yang lagi dinas ke Sulawesi Selatan bilang kalau di kota Jeneponto di daerah pegunungan, di sana Masjid terbuat dari seng dan yang mau shalat Jumat di sana hanya 11 orang.

Tak ada listrik hanya mengandalkan tenaga surya. Kepala desa bilang, Indonesia memang sudah merdeka tetapi kenyataannya masih banyak yang susah dan miskin. Kalau Kepala Desa itu harus mencuri, dia mau curi uang pejabat!

Kepala desa bilang, bahwa Camat selalu kasih laporan palsu ke atasannya, kemiskinan hanya 1% di Jeneponto padahal itu semua bohong.

Di Jeneponto juga ada Madrasah Ibtidaiyah yang rusak karena rayap. Kepala sekolahnya bercerita telah meminta bantuan ke kepala daerah dan dinas cuma belum ada realisasinya. Padahal sudah 3 tahun.

Gak tau kenapa gue jadi sakit. Entah sakit karena gue gak punya harta melimpah kayak artis dan para pengusaha itu, hingga gue gak bisa bantu orang-orang yang sangat butuh bantuan seperti di Jeneponto.

Atau gue sakit karena melihat banyak orang-orang yang kurang peka dan kurang peduli dengan saudara setanah air. Hanya mementingkan gengsi dan eksistensi duniawi.

Atau sakit karena menyadari betapa besar lubang yang menganga antara si kaya dan si miskin.

Atau sakit karena tau ada yang sedang menikmati kemewahan, berlimpah uang dan kekayaan, sementara di sana banyak orang-orang yang sedang bertahan hidup dan berjuang sendiri...