Senin, 23 Juni 2014

When Miracles Happen


Dalam Al-Qur'an surat Ar-Rahman berkali-kali Allah SWT menanyakan "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Di QS. Ibrahim: 34, Allah SWT berkata " Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya."
Lalu dalam QS Al-Kahfi: 109, Allah menegaskan "Katakanlah (Muhammad), "Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).""

Jadi kita memang tidak akan pernah bisa menghitung nikmat dari-Nya, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. :)

Hari ini gue nonton Tausiyah Ustadz Yusuf Mansur di RCTI, program acara dalam rangka menyambut bulan Ramadhan ini menghadirkan tema tentang Keyakinan, intinya hanya mengandalkan Allah SWT ketika kita menginginkan segala sesuatu. Bintang tamunya adalah Muhammad Assad, beliau bercerita tentang keajaiban sedekah yang membuat dia bisa mendapatkan beasiswa kuliah di Malaysia, padahal saat itu dia bersaing dengan teman-temannya yang jauh lebih pintar dari dirinya.

Yes, Life is miracle.

Pernahkah dibuat terkejut akan Kebesaran Allah SWT saat berdoa dan berharap dalam keyakinan yang sangat?
Gue punya banyak cerita kejaiban dari-Nya, tapi gue akan share beberapa yang masih diingat, untuk pengingat diri sendiri khususnya agar selalu hanya bergantung pada-Nya. Here we go...

****

Semua anak SMA pasti merasakan ketar ketir saat harus menghadapi ujian akhir, sebagai anak yang memiliki hobi SKS (Sistem Kebut Semalam) gue pun demikian. Yang gue lakukan saat menghadapi hari-hari ujian adalah, beli kopi instan sepulang sekolah, tidur siang, lalu bangun di sore hari dan bersiap-siap bikin kopi saat malam tiba untuk begadang belajar sampai shubuh menjelang. :))

Berhubung pasti saat belajar melewati sepertiga malam yang utama, gue gak melewatkan untuk bermunajat dalam khusyuknya shalat malam, berharap semua nilai ujian melewati batas yang ditetapkan pemerintah untuk lulus Ujian Nasional. 

Waktu yang dinanti tiba, pemberitahuan nilai, kami dikumpulkan dalam ruang kelas oleh guru olah raga, beliau bilang, "Maaf ya anak-anak, Bapak ada kesalahan kasih nilai olah raga untuk ijazah ke beberapa dari kalian. Yang harusnya dapat nilai pas malah jadi bagus, begitu pun sebaliknya. Yaa mungkin teman kalian ini rajin tahajudnya, rajin berdoanya."
Semua anak dalam kelas terdiam, menerka-nerka siapakah orang yang beruntung dan tak beruntung itu.

Dan setelah gue liat-liat semua nilai gue, eeeh ternyata nilai pendidikan jasmani gue 8 lhooo, wuooooo... Padahal kalo diinget-inget gue itu ujian praktek basket ama voli gak banget, secara gue takut bola. :)) Renang pun gue gak banget, cuma kecipak kecipuk. :))

Tak dinyana, alhamdulillah gue jadi anak yang memiliki nilai tertinggi di program IPA. :))

****
Hari itu gue ada ujian akhir mata kuliah wajib, karena nilai midtest gue udah pas bingit, kali ini kalo gue dapet nilai jelek otomatis gue akan ngulang di semester berikutnya, yang artinya gue akan molor dari jadwal kelulusan gue.
Dalam perjalanan menuju kampus, lamat-lamat gue berdoa, khusyuk. "Yaa Allah, Engkau kan tahu hamba gak berani nyontek saat ujian, tolong hamba untuk lulus dalam mata kuliah ini Yaa Allah, terserah Engkau bagaimana caranya. Aamiin."

Masuk kelas, temen-temen gue udah pada duduk anteng di bangkunya masing-masing, kalem, sepi, tenang, damai.

Gue dikasih soal ujian sama pengawas, biasanya yang gue lakukan saat ujian adalah langsung mengerjakan soal nomor satu, tapi hari itu gak biasanya gue pengen buka lembar paling akhir, dan....... gue menemukan sesuatu yang membuat gue terdiam beberapa saat: Kunci Jawaban terpampang nyata di depan mata guee........wooghhh... :O I was Shocked!!

Selama beberapa menit gue gak melakukan apapun, rada paniki boooww. Takut ketauan dan dikira gue nilep lembar jawaban, hiiiii....

Tapi tiba-tiba ada orang akademik yang datang ke kelas gue, ngobrol sama pengawas sebentar dan langsung memeriksa tiap lembar soal temen-temen gue, kemudian menarik lembar kunci jawaban yang menyatu dalam lembar soal.
Ternyataa itu kesalahan pihak akademik, copy soal jawaban sama kunci jawaban dijadiin satu. Semua dapet ternyataaa. Sedetik kemudian gue langsung ngebut isi jawaban sebelum lembar kunci jawaban gue dicabut. :))

Tau gak gue dapet nilai berapa di mata kuliah itu? A! Xixixixiii.

Gue emang bukan anak yang pinter, tapi alhamdulillah gue anak yang beruntung. :D 

****

Saat itu adalah bulan Ramadhan pertama yang gue lewati saat menjadi karyawan, dan gue kecopetan. Dompet  gue raib tapi gue baru sadar saat mau pulang. Anehnya tas gue gak tergores sedikitpun. Setelah dipikir-pikir sepertinya pencopet itu lebih dari satu, penuhnya penumpang serta kelalaian gue yang gak pegang tas kedepan dimanfaatkan oleh mereka.

KTP, ATM, artinya harus gue urus ulang, tapi ada kartu lainnya yang gak bisa gue proses ulang. Pulang kantor gue langsung ke kantor polisi terdekat untuk urus surat kehilangan KTP dan lain-lain. Atas bantuan kakak gue saat itu juga ATM gue udah diblokir.

Besoknya dalam bis menuju kantor, gue berdoa, meminta pada Allah SWT agar isi dompet saya diberikan jalan pulang, membaca Al-Fatihah, memohon, yakin, lalu pasrah pada Allah SWT.

Pas tiga hari dompet gue hilang, malam itu telpon rumah gue berdering, ada yang mau berbicara sama gue.
"Mbak, saya menemukan isi dompet mbak dalam kantong plastik di belakang bis saya, mau saya antar kemana mbak?"

Gue heran, gue gak punya kartu nama, dalam KTP gue juga gak ada nomor telpon rumah, bapak yang menemukan dompet gue bilang dia cari nomor telpon rumah gue ke telkom, dan menghubungi gue lewat info dari telkom. MasyaaAllah, Allah Maha Besar. :) Alhamdulillah ternyata Allah benar-benar memberikan jalan pulang untuk isi dompet saya. :')
Alhamdulillah gak jadi urus administrasi pembuatan kartu-kartu yang penuh birokrasi. 

****

Kalau kamu punya cerita yang ajaib saat kamu berharap, yakin, lalu berserah diri pada Yang Maha Kuasa, diingat baik-baik. Share ke teman-teman.

"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu syiarkan." QS. Adh-Dhuha: 11.

Kalau kata ustadz Yusuf Mansur, jadikan Allah satu-satunya yang kita harapkan, jangan berharap pada alat atau manusia. Allah aja, Yang Maha Satu. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar